07 Januari 2013
Foto : Ayah mangsa pemerkosaan Badri Singh Pandey (Press TV)
NEW DELHI - Ayah dari mangsa pemerkosaan India ingin melihat nama puterinya dipakai untuk nama rumah sakit di Negeri Bollywood. Hal itu disebabkan mangsa yang bernama Jyoti Singh Pandey bercita-cita untuk menjadi seorang doktor.
"Desa kami tidak memiliki fasiliti kesihatan, elektrik pun tidak stabil disini. Puteri saya ingin menjadi doktor dan membantu warga sekitar, jadi akan sangat baik untuk mendirikan rumah sakit yang dengan nama puteri saya. Saya akan bangga dengan hal itu," ujar ayah Jyoti, Badri Singh Pandey, seperti dikutip Mirror News, Isnin (7/1/2013).
Badri mengakui, kehidupannya sangat gusar setelah puterinya meninggal dunia. Selama ini hal yang selalu dilakukan Badri hanyalah mengingat-ingat momen terakhirnya bersama Jyoti di rumah sakit.
"Percakapan-percakapan itu menggores hati saya. Dia adalah perempuan yang berani dan bila kita menyerah, dia akan kecewa pada kami. Saya ingin mewujudkan impiannya dan memastikan, putera saya yang lain boleh mendapatkan pendidikan yang baik," paparnya.
Isteri Badri, Asha, masih belum mau berbicara kerana merasa sangat sedih atas kematian puterinya. Sebelumnya, Asha pun dikhabarkan tidak mau makan berhari-hari.
Pengadilan atas pelaku pemerkosaan itu akan dilakukan hari ini di Distrik Saket, New Delhi. Pelaku pemerkosaan termuda juga akan diadili di mahkamah juvana.
Pada awalnya, Badri ingin bertemu dan berhadap-hadapan dengan para pelaku pemerkosaan itu. Namun Badri berubah fikiran dan lebih memilih untuk hadir di mahkamah bila terpaksa.
Sementara itu adik Jyoti, Gaurav, tetap berjuang agar para pelaku dijatuhi hukuman mati, termasuk pelaku termuda. Menurut Gaurav, pelaku termuda sudah mendekati usia 18 tahun dan seorang remaja di atas 14 tahun seharusnya tidak dianggap sebagai kanak-kanak kecil.
"Saya selalu berfikir, saya adalah seorang lelaki yang kuat. Namun saya sering menangis sejak dia (Jyoti) meninggal. Saya tidak boleh berfikir apa-apa untuk saat ini. Dia juga merupakan sahabat saya, bila ada masalah, saya sering berbicara dengannya. Kami memiliki ikatan batin," ujar Gaurav.(AUL)okezone.com
"Desa kami tidak memiliki fasiliti kesihatan, elektrik pun tidak stabil disini. Puteri saya ingin menjadi doktor dan membantu warga sekitar, jadi akan sangat baik untuk mendirikan rumah sakit yang dengan nama puteri saya. Saya akan bangga dengan hal itu," ujar ayah Jyoti, Badri Singh Pandey, seperti dikutip Mirror News, Isnin (7/1/2013).
Badri mengakui, kehidupannya sangat gusar setelah puterinya meninggal dunia. Selama ini hal yang selalu dilakukan Badri hanyalah mengingat-ingat momen terakhirnya bersama Jyoti di rumah sakit.
"Percakapan-percakapan itu menggores hati saya. Dia adalah perempuan yang berani dan bila kita menyerah, dia akan kecewa pada kami. Saya ingin mewujudkan impiannya dan memastikan, putera saya yang lain boleh mendapatkan pendidikan yang baik," paparnya.
Isteri Badri, Asha, masih belum mau berbicara kerana merasa sangat sedih atas kematian puterinya. Sebelumnya, Asha pun dikhabarkan tidak mau makan berhari-hari.
Pengadilan atas pelaku pemerkosaan itu akan dilakukan hari ini di Distrik Saket, New Delhi. Pelaku pemerkosaan termuda juga akan diadili di mahkamah juvana.
Pada awalnya, Badri ingin bertemu dan berhadap-hadapan dengan para pelaku pemerkosaan itu. Namun Badri berubah fikiran dan lebih memilih untuk hadir di mahkamah bila terpaksa.
Sementara itu adik Jyoti, Gaurav, tetap berjuang agar para pelaku dijatuhi hukuman mati, termasuk pelaku termuda. Menurut Gaurav, pelaku termuda sudah mendekati usia 18 tahun dan seorang remaja di atas 14 tahun seharusnya tidak dianggap sebagai kanak-kanak kecil.
"Saya selalu berfikir, saya adalah seorang lelaki yang kuat. Namun saya sering menangis sejak dia (Jyoti) meninggal. Saya tidak boleh berfikir apa-apa untuk saat ini. Dia juga merupakan sahabat saya, bila ada masalah, saya sering berbicara dengannya. Kami memiliki ikatan batin," ujar Gaurav.(AUL)okezone.com
di edit oleh idahsalam